Rabu, 20 Juli 2011

Zat Warna Alam



Agustus 16, 2007
by:Noor Fitrihana
Ditinjau Dari sumber diperolehnya zat warna tekstil dibedakan menjadi 2 yaitu:
  1. zat pewarna alam, diperoleh dari alam yaitu bersal dari hewan (lac dyes) ataupun tumbuhan dapat berasal dari akar, batang, daun, buah, kulit dan bunga.
  2. Zat pewarna sintetis adalah zat warna buatan (zat warna kimia) .Oleh karena banyaknya Zat warna sintetis ini maka untuk pewarnaan batik harus dipilih zat warna yang:
a. Pemakaiannya dalam keadaan dingin atau jika memerlukan panas suhu proses tidak sampai melelehlan lilin.
b. Obat bantunya tidak merusak lilin dan tidak menyebabkan kesukaran kesukaran pada proses selanjutnya.
Pengrajin-pengrajin batik telah banyak mengenal tumbuhan-tumbuhan yang dapat mewarnai bahan tekstil beberapa diantaranya adalah : daun pohon nila (indofera), kulit pohon soga tingi (ceriops candolleana arn), kayu tegeran (cudraina Javanensis), kunyit (curcuma), teh (the), akar mengkudu (morinda Citrifelia), kulit soga jambal (pelthophorum ferruginum), kesumba (bixa orelana), daun jambu biji (psidium Guajava). (Sewan Susanto,1973)
Menurut R.H.MJ. Lemmens dan N Wulijarni-Soetjipto dalam bukunya Sumber Daya Nabati Asia Tenggara Nn.3 (tumbuhan-tumbuhan penghasil pewarna dan tannin,1999), sebagian besar warna dapat diperoleh dari produk tumbuhan, di dalam tumbuhan terdapat pigmen tumbuhan penimbul warna yang berbeda tergantung menurut struktur kimianya. Pada umumnya olongan pigmen tumbuhan adalah klorofil, karotenoid, flovonoid dan kuinon. Pewarna nabati yang digunakan untuk mewarnai tekstil dapat dikelompokkan menjadi 4 tipe menurut sifatnya :
1. Pewarna langsung dari ikatan hydrogen dengan kelompok hidroksil dari serat; pewarna ini mudah luntur contohnya (kurkumin)
2. Pewarna asam dan basa yang masing-masing berkombinasi dengan kelompok asambasa wol dan sutra; sedangkan katun tidak dapat kekal warnanya jika diwarnai; contohnya adalah pigmen-pigmen flavonoid.
3. Pewarna lemak yang ditimbulkan kembali pada serat melalui proses redoks, pewarna ini seringkali memperlihatkan kekekalan yang istimewa terhadap cahaya dan pencucian (contohnya tarum).
4. Pewarna mordan yang dapat mewarnai tekstil yang telah diberi mordan berupa senyawa etal polivalen; pewarna ini dapat sangat kekal contohnya alizarin dan morindin.
Dalam pencelupan dengan zat warna alam pada umumnya diperlukan pengerjaan mordanting pada bahan yang akan dicelup / dicap dimana proses mordanting ini dilakukan dengan merendam bahan kedalam garam-garam logam, seperti aluminium, besi, timah atau krom. Zat-zat mordan ini berfungsi untuk membentuk jembatan kimia antara zat warna alam dengan serat sehingga afinitas zat warna meningkat terhadap serat. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian perubahan sifat fisika dan kimia kain sutera akibat pewarna alami kulit akar mengkudu yang dilakukan Tiani Hamid dan Dasep mukhlis (2005) menunjukkan bahwa penggunaan mordan dapat mengurangi kelunturan warna kain terhadap pengaruh pencucian. Hal ini menunjukkan senyawa mordan mampu mengikat warna sehingga tidak mudah luntur.
Tabel 1. Zat warna alam untuk Tekstil
No
Kelompok Bagian tumbuhan
Sumber zat warna

1
kayu
Kruing, Nangka,Tegeran, Bengkirai,Mranti,Secang,Jati (Sekam), ulin
3
Akar
Mengkudu
4
Daun
Ketepeng, Jambu biji, Jati, Tom (indigofera),Kepel, Pacar air, Alpukat, Urang Aring
5
Kulit buah
Manggis, Kedelai, Kara BengukSabut kelapa
6
Kulit kayu
Jambal, Tingi, Pinus Merkusi
7
Getah
Gambir
8
Bunga
Sari kuning
10
Biji
Alpukat, Bixa Orelana, Kacang merahMakutodewo
Dari berbagai referensi hasil penelitian tentang zat warna alam yang telah dibaca oleh tim peneliti, pemanfaatan zat warna alam pada umumnya masih menggunakan teknik pencelupan untuk mewarnai bahan tekstil. Oleh karena itu tim peneliti merasa perlu untuk mengembangkan penggunaan zat warna alam dengan teknik pencapan sablon. Hal ini didasari bahwa teknik pencapan sablon telah memasyarakat sehingga mudah dipelajari disamping itu akan dapat memperpendek waktu produksi jika digunakan untuk membuat motif batik pada kain oleh para pengrajin. Dari hasil penelitian ini diharapkan meningkatkan produktivitas penggunaan zat warna alam untuk batik dan produk kerajinan.
ela

Jambore


Jambore Batik Warna Alam Nusantara 2011"

http://fpesd.org/uploaded/berita/Jambore_Batik_Warna_Alam_Nusantara_2011.jpgPemerintah Provinsi Jawa Tengah bersama dengan Politeknik Batik Pusmanu Pekalongan akan menyelenggarakan Jambore Batik Warna Alam Nusantara 2011. Kegiatan ini akan dilaksanakan pada tanggal 14 - 17 Juli 2011 bertempat di Gedung Rumah Jabatan BAKORWIL III (eks Rumah Dinas Residen Pekalongan) Jl. Diponegoro No. 1 Kota Pekalongan.
Jambore Batik Warna Alam Nusantara merupakan suatu kegiatan yang menyatukan komunitas-komunitas yang ada dalam hal ini komunitas batik warna alam. Kata Nusantara merupakan pencerminan kekayaan alam yang ada di Nusantara kita. Batik warna alam sebenarnya sudah sering kita dengar dan industri batik sebagian juga sudah memproduksi batik warna alam tersebut, akan tetapi kalangan industri batik sekarang masih banyak yang menggunakan zat warna sintetis sebagai bahan warna batik. Hal ini yang menjadikan alam yang tadinya ramah berubah tidak lagi bersahabat dengan kita.
Jadwal pelaksanaan kegiatan jamboree Batik Warna Alam Nusantara 2011 :
·         Upacara Pembukaan                                  : 14 Juli 2011
·         Sarasehan Batik Warna Alam                   : 14 Juli 2011
·         Fashion Show Batik Warna Alam             : 14 Juli 2011
·         Pelatihan Batik Warna Alam                     : 15 – 17 Juli 2011
·         Gelar Teknologi Batik Warna Alam          : 14 – 17 Juli 2011
·         Pameran Batik Warna Alam                      : 14 – 17 Juli 2011
·         Penanaman Pohon Warna Alam              : 16 Juli 2011

Batik Warna Alam


Batik Warna Alam akan Dikembangkan Pekalongan
  • Dianggap Ramah Lingkungan
Pekalongan, CyberNews. Perkembangan batik warna alam yang ramah lingkungan, sampai kini belum banyak dilakukan pengusaha asal Pekalongan. Karena itu, Politeknik Pusmanu Pekalongan akan mengembangkan batik itu melalui sosialisasi yang dilakukan dalam Jambore Batik Warna Alam Nusantara.
Direktur Politeknik Pusmanu Kota Pekalongan Drs Sony Hikmalul menjelaskan, Jambore Batik Warna Alam Nusantara 2010 itu akan dilakukan di kampusnya, Jalan Jenderal Sudirman Pekalongan.
Kegiatan itu dilakukan sebagai rasa tanggung jawab perguruan tinggi yang memiliki program studi Teknik Batik terhadap pengembangan dan pelestarian batik sebagai warisa budaya tak benda.
Menurut dia, jambore batik alam itu akan dilakukan selama tiga hari mulai 30 Juli hingga 1 Agustus di kampusnya. Dalam acara itu, dia akan bekerja sama dengan Forum Komunikasi Batik Warna Alam Jawa Tengah.
Kegiatan itu ternyata mendapatkan tanggapan positif dari beberapa lembaga batik di Indonesia, seperti Iman Sucipto, Ketua Yayasan Kadin Indonesia (pemilik Museum Batik di Pekalongan), Hj Fatchiyah A Kadir (Ketua Paguyuban Pecinta Batik Pekalongan), H Afif Syakur (Paguyuban Pecinta Batik Indonesia Sekar Jagat Yogyakarta), H Arifin Usman (Yayasan Al Ustmani Pekalongan), dan Tokoh batik warna alam Pekalongan, H Dudung Alisyahbana).
Menurut Sony, batik menggunakan pewarnaan bahan kimia sehingga berdampak pada pencemaran lingkungan. Karena itu, sebagai bentuk kepedulian dan keinginan terhadap pelestarian lingkungan maka komunitas batik warna alam bersama Politeknik Pusmanu  Pekalongan akan bekerja sama menyelenggarakan jambore batik warna alam.
( Trias Purwadi / CN26 )

Pusmanu Gelar Jambore Batik Warna Alam Nusantara


Pusmanu Gelar Jambore Batik Warna Alam Nusantara


Written by Fine Resyalia   
Friday, 09 July 2010 11:59
PEKALONGAN - Untuk kali pertama, Politeknik Pusmanu Pekalongan akan menyelenggarakan Jambore Batik Warna Alam Nusantara 2010 di kampusnya, Jalan Jenderal Sudirman Pekalongan. Kegiatan itu sebagai tanggung jawab perguruan tinggi yang memiliki program studi Teknik Batik terhadap pengembangan dan pelestarian batik sebagai warisan budaya tak benda.

Demikian Direktur Politeknik Pusmanu Pekalongan Drs Sony Hikmalul MSi kepada Suara Merdeka, di kampusnya usai rapat dengan seluruh panitia jambore, kemarin. Menurut dia, Jambore Batik Alam itu akan dilakukan selama tiga hari mulai 30 Juli hingga 1 Agustus di kampusnya. Dalam acara itu, dia akan bekerja sama dengan Forum Komunikasi Batik Warna Alam Jawa Tengah.

Kegiatan itu mendapat tanggapan positif dari beberapa lembaga batik di Indonesia, seperti Iman Sucipto, Ketua Yayasan Kadin Indonesia (pemilik Museum Batik di Pekalongan), Hj Fatchiyah A Kadir (Ketua Paguyuban Pecinta Batik Pekalongan), H Afif Syakur (Paguyuban Pecinta Batik Indonesia Sekar Jagat Yogyakarta), H Arifin Usman (Yayasan Al Ustmani Pekalongan), dan Tokoh batik warna alam Pekalongan, H Dudung Alisyahbana).

Sony menjelaskan, pemanfaatan alam ternyata bukan hanya dilakukan untuk pewarnaan makanan, namun juga bisa untuk pewarnaan pakaian khususnya batik. Selama ini, batik menggunakan pewarnaan bahan kimia, sehingga berdampak pada pencemaran lingkungan. Karena itu, sebagai bentuk kepedulian dan keinginan terhadap pelestarian lingkungan,  komunitas batik warna alam bersama Politeknik Pusmanu Pekalongan akan bekerja sama menyelenggarakan Jambore Batik Warna Alam.

Menurut Sony, kegiatan itu dilakukan sebagai tanggung jawab perguruan tinggi yang dipimpinnya setelah UNESCO mengakui batik sebagai warisan budaya tak benda pada 2 Oktober 2009 yang menjadi kebanggaan Bangsa Indonesia pada umumnya dan masyarakat Pekalongan pada khususnya.

Dengan jambore itu diharapkan ke depan menghasilkan karya cipta batik warna alam yang mendunia dan meningkatkan taraf hidup ekonomi masyarakat.

Kegiatan jambore berupa pameran produk batik warna alam, dialog interaktif batik ramah lingkungan, pelatihan batik desain fractal, workshop batik warna alam, fashion show batik warna alam, dan penanaman pohon bahan warna alam. (A15-37)

Batik Nusantara


Jambore Batik Nusantara diselenggarakan di Pekalongan


Pekalongan (ANTARA) - Sebanyak 750 perajin batik asal lima provinsi akan mengikuti kegiatan Jambore Batik Warna Alam Nusantara 2011 yang diselenggarakan oleh Politeknik Pusmanu Kota Pekalongan, Jawa Tengah, yang digelar di Gedung Bakorwil III Kota Pekalongan, 14-17 Juli 2011.
Direktur Politeknik Pusmanu Kota Pekalongan, Soni Hikmalul, di Pekalongan, Selasa, mengatakan, para perajin batik warna alam dari lima provinsi tersebut, yaitu DKI Jakarta, Jawa Barat, Yogyakarta, Jawa Tengah, dan Jawa Timur.
"Sebanyak empat provinsi telah memastikan akan mengikuti Jambore Batik Warna Alam Nusantara 2011, sedangkan lainnya yaitu Jatim sementara menginformasikan hanya akan mengikuti pelatihan cara pembuatan batik itu," katanya.
Ia mengatakan, selain peserta dari lima provinsi, kegiatan itu juga akan diikuti oleh 18 politeknik se-Jawa Tengah dan Forum Komunitas Batik Warna Alam Jateng, seperti Pemalang, Klaten, dan Solo.
"Kami berharap kegiatan itu sebagai ajang promosi untuk memperkenalkan kerajinan batik dengan memanfaatkan bahan baku dari kekayaan alam yang ramah lingkungan ke tingkat internasional," katanya.

Menurut dia, kegiatan itu bertujuan mewujudkan produksi batik dengan ramah lingkungan, mempertemukan kekayaan kerajinan batik dari seluruh nusantara, dan membangun kesepahaman dalam pelestarian serta pengembangan batik.
Kerajinan batik warna alam itu, katanya, seluruhnya akan menggunakan bahan baku dari kekayaan alam, seperti kayu manggis, teh, kopi, tebu, ilalang, akasia, jalawi, klerol, tingi, bengkere, tegeran, dan nangka.
"Adapun sejumlah produk corak batik warna alam yang kami hasilkan, antara lain Kapal Kandas, Sekar Jagad Pemekasan, Kembang Melati, dan Sekar Jagad," katanya.

Jambore Batik Nusantara


Batik Magelang, Dijadikan Seragam PNS
K11-11 | Glori K. Wadrianto | Rabu, 13 Juli 2011 | 17:32 WIB
http://stat.k.kidsklik.com/data/2k10/kompascom2011/images/icon_dibaca.gif
Dibaca: 481


K11-11 Anggota Paguyuban Pecinta Batik Indonesia Sapu Jagad meninjau batik Magelangan di Bakorwil Kota Magelang, Rabu (13/7/2011).
MAGELANG, KOMPAS.com - Pemerintah Kota Magelang terus berupaya agar batik Magelangan dikenal di masyarakat. Salah satu dengan menjadikan batik menjadi salah satu seragam yang dipakai Pegawai Negeri Sipil (PNS) di lingkungan pemkot Magelang. 
Kepala Dinas Koperasi Perindustrian dan Perdagangan (Diskoperindag) Kota Magelang, RM Devananda saat menerima kunjungan Paguyuban Pecinta Batik Indonesia Sekar Jagad di komplek Bakorwil, Kota Magelang, Rabu (13/7/2011) mengatakan, setiap hari Kamis, pegawai di lingkungan pemkot wajib mengenakan batik. Namun sejauh ini belum semuanya mengenakan batik produk Magelang. 
"Ke depannya diharapkan semua pegawai di SKPD di lingkungan pemkot bisa mengenakan batik Magelangan. Itu juga sesuai dengan imbauan Wali kota untuk lebih mengenalkan batik Magelang," terangnya. 
Setiap SKPD di lingkungan pemkot, terangnya, bisa memilih motif batik hasil dari sembilan Kelompok Usaha Bersama(KUB) Batik yang ada di kota gethuk ini. Ada beberapa motif dari batik Magelang, seperti motif Kebonpolo, Tidar, Cacaban, Gelangan, Getuk. 
Batik tersebut, terang Deva, merupakan batik yang terbuat dengan memanfaatkan alam seperti getah jati yang telah diolah dan beberapa getah pohon lainnya. "Motifnya tidak harus sama, nantinya SKPD mempunyai kewenangan untuk memilih sendiri motif batik. Mereka bisa langsung bekerjasama dengan KUB yang ada," katanya. 
Para perajin batik yang ada di Kota Magelang bisa mentransfer ilmu dari Paguyuban Pecinta Batik Sekar Jagad. Selain itu juga diharapkan jaringan pemasaran batik Magelang bisa menjadi lebih luas. 
Dalam kesempatan ini juga dipamerkan batik Magelang, batik tersebut akan diikutkan dalam Jambore Batik Warna Alam yang akan dilaksanakan di Pekalongan. 
Ketua Pecinta Batik Indonesia 'Sekar Jagat', Larasati Suliantoro Sulaiman mengatakan, batik merupakan mahakarya dari budaya Indonesia yang mempunyai makna tinggi. Walaupun mempunyai ciri yang berbeda di setiap daerah, batik merupakan sebuah kekayaan budaya Indonesia, tidak bisa terkotak dan menjadi ciri khas dari daerah tersebut. 
Walaupun setiap daerah mempunyai ciri motif yang berbeda, menurutnya, hal itu hanya sebuah sebuah imajinasi dan kreasi dari perajin batik yang ada. Larasati mengatakan, saat ini setiap daerah cenderung latah membuat batik. Namun hal demikian justru akan merusak kebudayaan batik itu sendiri, karena makna yang tertuang dalam batik itu sendiri akan kurang mengena. "Padahal sebenarnya, batik adalah budaya dimana didalamnya terkandung filosofi dan ada pesan yang ingin disampaikan," lanjutnya. 
Menurut Larasati, mengembangkan motif batik tidak salah, namun tetap harus ada budaya Indonesia. Seperti batik "Lung" yang memiliki makna bersemi. Motif berupa bunga dan buah tersebut menggambarkan tumbuhan yang bersemi. 
Mengenai batik Magelang, perempuan ini mengatakan Magelang memiliki potensi batik yang bagus, yang dapat dikembangkan lebih serius. "Perajin batik di sini masuih mencari jati diri, mereka belum menemukan pakem yang sesuai," ujarnya. 
Lebih lanjut Larasati mengatakan, kunjungannya ke Kota Magelang merupakan rangkaian perjalanan mereka menuju Pekalongan, untuk menghadiri Jambore Batik Warna Alam. Rombongan sebanyak 45 orang terdiri para pecinta batik dari berbagai daerah di Indonesia, bahkan dari dari Jepang dan Belanda. Sebelum ke Kota Magelang, rombongan ke Kabupaten Magelang dan seterusnya menuju ke kabupaten Temanggung.